Usulan Skenario Dalam Menyambut Transformasi UPH Sebagai Kampus Digital
Abstrak
Tiga pilar utama konsep          kampus digital adalah komputer, internet dan content. Dua yang pertama          merupakan infrastruktur yang tergantung dari luar, yaitu vendor penyedia          teknologi , yang awalnya dapat dipilih tetapi selanjutnya harus mengikuti          sistem tersebut. Pilar ke-tiga yaitu content, materinya sangat bervariasi          tetapi tentunya harus sesuai dengan pemakai. Dalam kampus digital yang          dimaksud dengan pemakai adalah mahasiswa - dosen - staf administrasi,          oleh karena itu suatu content yang baik jika mencakup ketiganya. Untuk          mendapatkan kesuksesan penerapan kampus digital dari sisi pembelajaran          (mahasiswa-dosen) maka content yang dihasilkan dosen mempunyai peran yang          cukup besar kalau tidak mau dikatakan yang utama. Tulisan ini mencoba          menelaah lebih jauh bagaimana strategi mengisi content pembelajaran digital          dari sisi dosen . Suatu usulan skenario dalam menyambut era pembelajaran          digital di kampus UPH.
1 Pendahuluan
Kebijakan penyediaan Tablet-PC bagi mahasiswa baru Universitas          Pelita Harapan (UPH) tahun akademi 2005 / 2006 , merupakan petunjuk kuat          bahwa UPH akan memasuki era kampus digital (dari berbagai sumber, a.l          : Aneka Infokom Tekindo; Toshiba Asia; Lili serta Widyasworo, 2004). Apakah          kampus digital lebih unggul dibandingkan kampus tradisional ? Suatu pertanyaan          menantang yang tergantung dari definisi “kampus digital” itu          sendiri, salah satunya adalah “segala usaha untuk mengubah sumber          daya kampus yang ada ke dalam bentuk digital berbasis internet , melalui          alat atau instrumen yang canggih, sedemikian rupa sehingga kehidupan nyata          kampus dapat ditingkatkan melebihi waktu maupun ruang yang ada”          (Teamsun, 2004). Sumber daya itu meliputi semua informasi di lingkungan          kampus (jadwal transportasi yang tersedia, perbankan, kantin, ketersediaan          fasilitas), sumber daya material (buku, materi/modul pembelajaran) sampai          dengan aktivitas kampus (proses belajar dan mengajar, manajemen dan pelayanan          administrasi).  Jika demikian halnya maka jelaslah bahwa kampus digital          akan lebih unggul jika dibandingkan dengan yang tradisional. Bayangkan,          perpustakaan dapat diakses malam hari langsung dari rumah, tugas dikumpulkan          melalui email, pengumuman kampus diakses tanpa harus ke kampus, dan sebagainya.
Teknologi Informasi (TI) yang merupakan tulang punggung          kampus digital, didukung oleh tiga komponen utama : Computer, Communication          dan Content. Tentulah yang dimaksud dengan Communication          di atas adalah jaringan internet. Dengan adanya jalinan kerjasama UPH          dengan tiga vendor raksasa teknologi yaitu Microsoft-Intel-Toshiba maka          sudah diperoleh jaminan bahwa dua komponen pertama di atas pasti akan          berfungsi sebagaimana dimaksud, sedangkan komponen Content tidak          sepenuhnya dapat dijamin keberhasilannya karena tergantung dari manusia-manusia          pengelola maupun pemakainya.
Kompetensi SDM pengelola sistem TI tidak perlu dibicarakan          karena mereka tentu dipilih yang profesional dan selama ada koordinasi          serta pelatihan yang baik dari vendor-nya, pastilah sistem TI dapat bekerja          sesuai spesifikasi yang diminta. Jadi, yang memerlukan persiapan baik          adalah para pemakai umum, yaitu pemakai statis dan dinamis. 
Pemakai statis adalah para operator komputer, yang mengoperasikan          komputer sebagai bagian dari prosedur kerjanya yang bersifat rutinitas.           Kesiapan pemakai statis dapat segera diusahakan, misalnya dengan training-training          yang intensif maupun akibat kebiasaan mengerjakan tugasnya secara rutin          dan terkontrol, sehingga pada akhirnya rutinitas pekerjaan tersebut dapat          berproses dengan lancar. Pemakai statis kebanyakan terdiri dari karyawan          staff (manajemen, pelayanan dan administrasi) yang bertugas memasukkan          data input berdasarkan format yang telah ditentukan, maupun pengetikan          surat-surat berdasarkan permintaan tertentu yang formatnya sudah baku dan sebagainya. Berkaitan dengan baku,          hal itu mudah dipahami karena terkait dengan sifat konsisten, stabil dan          tidak sering berubah-ubah. 
Pemakai dinamis, suatu istilah yang diberikan kepada          sekelompok atau perseorangan yang dalam kapasitasnya mempunyai kewenangan          dan mampu untuk secara kreatif membuat terobosan baru di luar rutinitasnya.          Pemakai dinamis membuat atau mengembangkan content  sedemikian          rupa sehingga content kampus digital tersebut menjadi suatu yang          bersifat dinamis, berubah, menjadi sesuatu yang selalu tumbuh dan berkembang,          dan menjadi hidup. Pemakai dinamis diharapkan berasal dari staf pengajar          atau dosen dan selanjutnya akan berimbas pada mahasiswa bimbingannya.        
Perlu juga dipikirkan : apakah perlu dibentuk juga wadah          (dalam kampus digital) untuk menampung kreatifitas pemakai dinamis yang          bukan dari dosen, yaitu untuk menampung karya cipta dari pribadi yang          sebelumnya hanya dianggap sebagai pemakai statis saja.
Pemantauan produktivitas dari kedua pemakai tersebut          tentu saja berbeda. Efektivitas maupun kualitas hasil pekerjaan dari pemakai          statis lebih mudah dipantau dibandingkan dengan efektivitas dan mutu hasil          kerja pemakai dinamis. Untuk mendapatkan kesamaan persepsi tentang keberhasilan          kerja dari pemakai dinamis maka pengelola kampus diharuskan mempunyai          rambu-rambu tertentu sejauh mana kreativitas yang dibuat dapat dianggap          memberikan benefit bagi kampus secara keseluruhan. 
Dalam mengevaluasi, harus ada tindakan yang tegas dan          nyata bila content yang dibuat mengandung materi yang bersifat          asusila, SARA, plagiat , pelanggaran hak cipta atau HAKI (hak atas kekayaan          intelektual). Dengan menyatakan diri sebagai kampus digital berarti masuk          dalam era dimana materi-materi yang telah berbentuk digital dapat dengan          mudah digandakan, di-copy dan disebarluaskan tanpa mengurangi kualitas          dari materi itu sendiri. Dengan demikian, bila tidak ada usaha menghormati          hak cipta orang lain (tetap menggunakan software bajakan), maka hasil          ciptaan kitapun tidak dihargai orang lain. Bila demikian halnya, mengapa          harus mencipta ?  
Tulisan berikut memberi usulan atau wacana bagaimana          agar dosen dapat berperan aktif dalam membuat content kampus digital.          Karena yang membedakan  mutu antara satu kampus digital dengan kampus          digital lain yang utama adalah materi content-nya. Tahapannya dimulai          dengan pembentukan motivasi, kemudian diberikan kiat-kiat praktis yang          disesuaikan dengan bidang profesinya serta akhirnya usulan langkah bersama          apa yang sebaiknya dilaksanakan untuk proses pengisian content          tersebut.
2 Kajian Teori dan Bahasan
2.1 Mengenal Kampus Digital Tetangga
Sebelum membicarakan strategi pembelajaran digital, akan          menarik jika dilakukan tinjauan terlebih dahulu universitas mana saja          yang telah menyelenggarakan kampus digital. Adanya studi banding / benchmarking          terhadap kampus digital yang sudah ada, akan diperoleh informasi yang          diperlukan untuk membangun sistem kampus digital yang optimal, baik dari          sisi kesiapan dana maupun dari sumber daya manusianya. 
Dari hasil pencarian di internet ada dua universitas          yang cukup menarik untuk ditampilkan, sedangkan dua universitas yang lain          cukup diberikan alamat website-nya.
2.1.1 Universitas Waseda, Jepang
Infrastruktur : Komputer dan Internet
Digitalisasi kampus Okuba, Universitas Waseda, didukung          dengan disediakannya kurang lebih 600 komputer dengan sistem operasi Windows          dan UNIX , yang bebas dipakai mahasiswa untuk mengerjakan tugas-tugas          kampus maupun untuk keperluan pribadi. Selain itu , sekitar 5000 komputer          di dalam kampus termasuk di pusat riset dan laboratorium terkoneksi dalam          jaringan internet berkecepatan tinggi. 
Jaringan kabel serat optik mendukung jaringan Ethernet          Gigabit dalam kampus. Ada beberapa jalur Gigabit yang terhubung ke sumber          luar kampus didesain untuk kecepatan yang dapat diandalkan , dilengkapi          firewall dan alat keamanan jaringan yang memadai.
Pada ruang-ruang terbuka di kampus (misalnya di student          lounges) tersedia koneksi jaringan LAN dan nirkabel (IEEE-802.11b)          , sehingga laptop mahasiswa dapat terhubung ke jaringan internet. Ada          kelas khusus yang didesain untuk pembelajaran berbasis jaringan (network          style learning) sehingga mahasiswa dapat memakai komputer laptop-nya          di kelas.
Komunikasi
"Waseda-net mail" adalah alamat email yang          diberikan kepada mahasiswa baru untuk berbagai keperluan, misalnya : mengumpulkan          tugas kelas, konsultasi dengan pengajar, dan komunikasi antar-mahasiswa.          Email diharapkan dapat menjadi bagian hidup mahasiswa. 
Perlu diketahui bahwa alamat email tersebut tetap dapat          diaktifkan meskipun mahasiswa tersebut telah lulus. Ini merupakan strategi          jitu universitas untuk selalu dapat berhubungan dengan alumninya, misalnya          untuk mendapatkan umpan balik, promosi kegiatan, dan juga fasilitas bagi          alumni untuk selalu terkoneksi dengan jaringan antar alumni, dan lain          sebagainya. Kondisi tersebut dapat terlaksana dengan baik karena infrastruktur          yang tersedia sudah sangat baik (cepat) dan andal (setiap saat          dan dari mana saja dapat diakses).
Setelah log-in pada Portal Web Waseda maka siswa mendapat          berbagai pelayanan on-line, misalnya pendaftaran email, melihat hasil          ujian dan informasi karir. Selain itu, dapat juga berfungsi untuk mendukung          pembelajaran di kelas apabila diminta, misalnya menampilkan materi yang          dapat di down-load, maupun mencari laporan-laporan yang pernah terbit.          Jadi, Portal Web Waseda menjadi interface kampus yang dapat diakses          setiap saat.
Tersedia juga "Web Site untuk telpon selular"          , mahasiswa dapat memanfaatkan untuk mendapat informasi terkini mengenai          pengumuman kampus , misalnya pembatalan kelas (jika ada), jadwal pengajaran          dan ketersediaan komputer atau ruang yang dapat dipakai. Tidak disebutkan          apakah sudah ada usaha untuk memanfaatkan SMS untuk pembelajaran.
Pendidikan dan Pengajaran
Kecuali menyediakan infrastruktur dan pelatihan penggunaannya,          pihak universitas juga mempersiapkan satu mata kuliah khusus yang dapat          mempersiapkan mahasiswa untuk mempelajari dasar-dasar teori, kelebihan          maupun keterbatasan teknologi yang dipakai, sehingga mahasiswa dapat memanfaatkannya          secara efektif untuk kehidupan kampus.
Semester pertama, mahasiswa baru diberi mata kuliah Information          Literacy tentang dasar-dasar komputer maupun etika pemakaian komputer          dalam jaringan, dilanjutkan dengan praktik penggunaan email dan program          aplikasi pengolah kata serta lembar kerja. 
Universitas juga menawarkan mata kuliah Introduction          to Information Technology, yang mempelajari keterampilan maupun teori          manajemen informasi yang diperlukan agar dapat memanfaatkan teknologi          informasi secara efektif. Selanjutnya, jika siswa berminat mempelajari          lebih jauh tentang aplikasi komputer maka mereka dapat mengikuti seminar-seminar          pilihan , misalnya cara pembuatan website, pemrograman dan lain-lainnya.
Piranti Pembuatan Materi Digital
Kampus Okuba dilengkapi dengan fasilitas berteknologi          visualisasi yang dapat digunakan untuk aktifitas kreatif dalam riset,          pengajaran maupun eksperimental data. Suatu video dan audio yang berkualitas          tinggi, dapat dibuat dengan sistem pemrosesan gambar digital yang bersifat          full digital non-linear editing systems maupun digital multi-recorders.          Selanjutnya, semua material pengajaran dan riset yang dibuat dapat disimpan          dalam berbagai bentuk format media.
Tersedia fasilitas pengajaran dan konferensi jarak-jauh          yang interaktif melalui berbagai sistem jaringan komunikasi seperti kabel          optik (Nish-Wased-Toyama), CATV (Okubo Campus), ISDN. Satelit, dan sebagainya.
Jaringan Khusus Pendukung Riset
Infrastruktur jaringan yang dikhususkan untuk riset akademik          (Super SINET) disediakan untuk berbagi informasi riset, sehingga data          digital dapat ditransfer dalam kecepatan gigabit antar lab-lab riset atau          universitas lain. Super SINET juga dipakai untuk riset thesis melalui          basis-data informasi akademik dan jurnal elektronik.
2.1.2 Universitas Gajahmada, Yogyakarta
Sebenarnya belum ada pernyataan resmi bahwa UGM telah          menjadi kampus digital, meskipun demikian menurut laporan Prastowo (2004)          , terlihat bahwa ada usaha ke arah itu .
Infrastruktur : Komputer dan Internet
Sejak tahun 2002 , UGM mulai membangun jaringan kabel          serat optik , sehingga pada saat ini telah terbangun jaringan ethernet          dengan bandwidth 1 gbps (giga atau milyar bit per second), sedangkan konektivitas          Internet ke luar UGM sampai dengan 10 mbps (mega atau juta bit per second).          Jaringan itu menjadi tulang punggung infrastruktur internet di kampus          UGM. Selanjutnya, universitas hanya menyediakan simpul-simpul yang terhubung          ke tulang punggung jaringan, sedangkan titik-titik akses diusahakan sendiri          oleh unit kerja yang bersangkutan. Untuk mendapatkan integrasi yang baik          maka Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (PPTIK) UGM bertugas          sebagai konsultan ahlinya.
Di lingkungan kampus UGM, terminal akses publik dibangun          oleh masing-masing unit kerja. FMIPA UGM telah memiliki Student Internet          Center dengan kapasitas 100 unit komputer. Di Fakultas Teknik ada          FasNet , demikian pula di Fakultas Kedokteran dan Ekonomi telah diadakan          lokasi-lokasi tertentu yang bisa digunakan untuk akses ke jaringan. Saat          ini ada sekitar 2400 unit PC terhubung secara langsung di jaringan kampus          UGM.
Untuk membantu dosen dalam memakai teknologi digital,          ada usaha pengadaan notebook dengan cara cicilan, di tingkat Universitas          digelar di Bagian Kerjasama UGM, sedangkan di tingkat Fakultas bersifat          optional misalnya di Fakultas Farmasi.
Fasilitas Email dan Web-Site
Fasiltas email diberikan untuk staf karyawan atau dosen,          tetapi itu tergantung dari unit kerjanya masing-masing. Domain http://nama.staff.ugm.ac.id          disediakan untuk publikasi pribadi staf akademik dan non akademik UGM.          Fasilitas tersebut dapat digunakan dosen untuk meng-on-line-kan materi          digitalnya ke publik (murid).
Pendidikan dan Pengajaran
Wawasan teknologi informasi yang terkait dengan bidang          ilmu yang diambil umumnya sudah ada dalam kurikulum perkuliahan, misalnya          “bahasa pemrograman komputer” di fakultas teknik. Untuk fakultas-fakultas          tertentu yang belum memasukkan pelajaran seperti itu maka UPT Pusat Komputer          (sekarang UPU Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi UGM)          akan mengambil alih dengan menyelenggarakan kursus-kursus lepas bersertifikat          yang dapat diikuti oleh mahasiswa yang berminat.
2.1.3 Kampus Digital Lain
Kecuali dua kampus yang telah disampaikan terdahulu maka          informasi tentang kampus digital dapat dicari dengan bantuan internet,          misalnya dengan memanfaatkan mesin pencari Google dengan kata kunci “digital          campus”, antara lain :
- Washington University, USA : http://www.washington.edu/students/myclass/MyClass.htm
 - California State University, Fresno, USA : http://www.csufresno.edu/digitalcampus/digital_campus/who_we_are.htm
 
2.2 Pembelajaran di Era Digital
2.2.1 Virtual University ke Digital Campus
Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi          mengubah cara pandang , cara kerja dan sekaligus implementasi dalam bidang          pembelajaran , hal tersebut ditandai dengan munculnya istilah-istilah          baru seperti eBook, e-learning , cyber university.          Akar kata cyber adalah cybernetics, yang artinya tentang          “cara untuk mengendalikan (robot) dari jarak jauh”, jadi kata          cyber berkaitan dengan “pengendalian” dan “jarak          jauh”. Oleh karena itu cyber university terkait dengan hal          lain seperti distance learning, cyber campus, virtual          university, e-education, e-classes dan bentuk kelas          jarak jauh lainnya yang memberikan gelar (degree) kepada pesertanya. Berbeda          dengan konsep pembelajaran jarak jauh tradisional yang menggunakan korespondensi          (surat-menyurat), maka cyber university memakai komputer dan internet          untuk melaksanakan kegiatan atau fungsinya. Jadi, interaksi yang dapat          diberikan tidak terbatas pada materi yang pasif (surat), tetapi juga materi yang bersifat interaktif, baik melalui surat-menyurat          (email / chating), video dan telekonferensi, maupun bentuk-bentuk lain          yang layaknya ada pada kegiatan universitas tradisional. Oleh karena itu          , cyber university populer juga disebut sebagai virtual university.
Untuk beberapa lama, konsep virtual university          menjadi fokus yang menarik untuk dibahas dan diterapkan , dan menjadi          saingan dari universitas tradisional. Mahasiswa dapat belajar di mana          saja dan kapan saja sesuai yang diinginkan. Ahli-ahli dari berbagai belahan          dunia dapat saling menghasilkan materi perkuliahan dalam bentuk digital          dan didistribusikan via internet. Aktivitas pembelajaran didukung oleh          telekonferensi berbasis internet, sehingga pengajar menjawab pertanyaan,          mendiskusikan materi dan membantu memecahkan permasalahan tanpa harus          datang ke kampus.
Dalam kenyataan cyber university belum bisa menggantikan          peranan universitas tradisional yang mempunyai keunggulan dapat mewadahi          terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, sehingga terjadilah          proses benchmarking, terjadinya kompetisi, yang akhirnya terjadilah          transformasi tidak hanya pada pengetahuannya melainkan juga mental pribadi          mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, timbul keinginan untuk mewujudkan          fasilitas pendidikan yang dapat menggabungkan keunggulan dari konsep tradisional          dan modern (cyber university), bahkan menggabungkan trend yang          saat ini sedang berkembang yaitu mobile (tidak tergantung tempat          / di mana saja) sehingga menjadi sesuatu yang baru yang disebut notebook-university,          (Stratmann dan Kerres, 2004) atau tablet PC - university. 
Dalam notebook - university maka fokusnya berubah          dari virtual university ke digital campus, sesuai dengan          definisi awal yang diberikan Teamsun. Proses selanjutnya dalam mengisi          kampus digital adalah mengatasi perbedaan yang terjadi antara dunia nyata          dan dunia virtuil (cyber) untuk menghasilkan lulusan yang berkompetensi          sesuai bidangnya.  Jangan sampai lulusannya nanti mempunyai kemampuan          yang virtuil (tidak nyata).
2.2.2 Piranti Pengembangan dan Presentasi
Langkah awal dalam kampus digital adalah membuat materi          digital untuk pembelajaran. Karena komputer sudah lama dipakai sebagai          mesin ketik, maka proses pembuatan materi digital untuk materi kuliah          maupun soal-soal ujian bukan suatu kendala. Program yang banyak dipakai          adalah Microsoft Word, program tersebut mempunyai kemampuan yang          melampaui mesin ketik itu sendiri. Bila dipakai dengan benar, tidak hanya          pengetikan surat, atau materi          kuliah bahkan sampai pembuatan buku dapat ditangani dengan baik. Selanjutnya          file digital yang dihasilkan program tersebut dapat ditransfer dengan          mudah ke format digital yang lain (html, teks ASCI dan pdf).
Untuk keperluan presentasi diperlukan program          aplikasi khusus, di mana Microsoft Powerpoint sudah menjadi standar          untuk presentasi materi tulis , gambar bahkan suara. Proses pemindahan          dari Word ke Powerpoint bukan masalah yang serius, karena kedua program          tersebut terintegrasi dalam Microsoft Office  sehingga dapat          dikerjakan secara mudah. Dalam perkembangannya ada program lain yang dipakai          sebagai presentasi yaitu Macromedia Flash yang sebelumnya banyak          dipakai sebagai pembuatan animasi interaktif di internet. Tahap akhir          adalah alat presentasi itu sendiri, diperlukan alat yang lebih dari sekedar          OHP, untuk dapat menampilkan materi digital diperlukan fasilitas Multimedia          Projector atau Proyektor LCD. Keberadaan Multimedia Projector          di kelas-kelas atau kemudahan mendapatkannya untuk pembelajaran, dapat          menjadi indikator kesiapan sebagai kampus digital yang sesungguhnya.
Tersedianya hal-hal di atas sudah cukup untuk memulai          dan mengisi pembelajaran digital , tentunya dengan anggapan bahwa setiap          dosen sudah dibekali dengan laptop secara individu. Peminjaman          laptop pada saat perkuliahan tidak akan efektif, ibarat pemain pada pertunjukan          maka diperlukan jam terbang lebih , agar teknologi dapat dikuasai secara          optimal. Pengalaman penulis menunjukkan bahwa untuk menguasai laptop dan          dapat memanfaatkan secara baik maka jam perkuliahan adalah bukan waktu          yang baik untuk mempelajarinya tetapi di luar waktu itu, bahkan malam          hari adalah paling ideal. Bagaimana itu bisa dilakukan jika itu laptop          pinjaman ? Adanya bantuan keuangan untuk pengadaan laptop bagi dosen (meskipun          itu cicilan) jelas akan mendukung kesuksesan kampus digital. 
Pada mata kuliah tertentu, tampilan gambar-gambar baik          berupa foto, chart, bagan alir, dan sebagainya kadang-kadang diperlukan,          untuk itu sebaiknya disediakan mesin scanner dan camera          digital. Mesin scanner cocok untuk meng-capture gambar dari          photo atau buku atau majalah atau bentuk kertas yang lain, sedangkan camera          digital cocok untuk menangkap image 3D , misalnya patung, produk          kesenian dsb. Selanjutnya, agar image yang diperoleh dapat dimanipulasi          sesuai kebutuhan maka sebaiknya program khusus Adobe Photoshop          perlu dikuasai. 
Teknologi lain yang perlu dipertimbangkan adalah camera          video (camcoder) karena dapat merekam gambar video dan suara.          Bayangkan bagaimana suatu petunjuk praktikum bila dapat dibuat rekaman          videonya dan dikemas secara khusus dalam CD Multimedia, tentulah akan          sangat membantu mahasiswa. Dengan menugaskan mahasiswa untuk melihat dan          mempelajarinya terlebih dahulu sebelum praktikum yang sesungguhnya maka          kegiatan pembelajaran akan lebih efektif. Program untuk membuat CD Multimedia          adalah Macromedia Director, sedangkan versi internetnya yang populer          adalah Macromedia Flash. Sebenarnya ada produk Macromedia lain          yang dikhususkan untuk CD Multimedia pendidikan yaitu Macromedia Authorware,          tetapi di Indonesia          masih jarang pemakaiannya. Informasi dari editor PT. Elex Media Komputindo          (komunikasi pribadi), belum ada buku yang diterbitkannya tentang Macromedia          Authorware, sedangkan Macromedia Director sudah ada 3 buah, dan tak terhitung          yang Macromedia Flash. 
Catatan : camcoder sudah digunakan sebagai alat bantu          pengajaran , tetapi pada umumnya hanya diproses menjadi film Video CD          dan digunakan seperti halnya menonton film-film biasa, sedangkan CD Multimedia          adalah gabungan video, teks, gambar dan suara yang bersifat interaktif          yang dapat menyesuaikan dengan kemauan pemakai. Jika hanya untuk pemrosesan          video maka program aplikasi yang diperlukan adalah Adobe Premier dan          komputer berkinerja tinggi.
Kadang-kadang suatu gambar tidak tersedia untuk di-scan,          tetapi dapat dibuat sketch-nya secara mudah, untuk itu menguasai program          menggambar vektor seperti AutoCAD , Corel Draw, Adobe          Illustrator, Macromedia FreeHand, sangat membantu. AutoCAD          telah menjadi standar industri dalam bidang teknik dan menjadi kurikulum          wajib, seperti misalnya di Jurusan Teknik Sipil UPH yang diberikan di          semester pertama. Program-program yang lain pada umumnya populer digunakan          di kelas-kelas seni atau desain.
2.2.3 Website , e-mail dan Konferensi Online
Dalam kampus digital , selain pertemuan kelas adalah          memanfaatkan jaringan internet.  Tahap awal adalah komunikasi          satu arah dengan menampilkan materi kuliah dalam web-site dosen          , sehingga mahasiswa dapat melakukan down-load materi-materi digital          untuk selanjutnya dipelajari. Selain itu, dapat juga untuk menampilkan          file pekerjaan mahasiswa sehingga dapat dipelajari oleh rekan mahasiswa          lainnya.
Pada tahap ini yang ideal adalah para dosen dapat membuat          sendiri website-nya, mengapa demikian ? Seperti halnya produk karya tulis          lainnya, tentu akan berbeda jika suatu ide dapat ditulis sendiri dengan          ide yang dituliskan orang lain. Karena bagaimanapun juga suatu karya tulis          akan mempunyai karakter yang khas dari penulis itu sendiri. Untuk suatu          content website yang terbatas, program MS-Word dan MS-PowerPoint          telah menyediakan fitur untuk mengubah formatnya ke format html yang selanjutnya          dapat di up-load ke server. Untuk mendapatkan suatu content yang          optimal (ukuran kecil, fitur lengkap) maka sebaiknya menggunakan program-program          khusus untuk pengembangan website , antara lain yang populer adalah Macromedia          Dreamweaver atau Microsoft Frontpage. 
Dalam praktik, mewajibkan staf pengajar untuk membuat          website sendiri, tentu tidaklah mudah. Salah satu strategi, sebaiknya          pihak universitas membuat suatu team khusus untuk mengelola suatu portal          web pembelajaran dan membuat template-template khusus untuk dapat          digunakan untuk menuliskan content web-site. Dengan sedikit pelatihan          maka para dosen tinggal mengisi template tersebut , dan apabila masih          kurang jelas dapat berkonsultasi lagi dengan team khusus tersebut. Hasil          content dari para dosen sebaiknya direviu, agar sama kualitasnya          antara satu dengan yang lain. Materi yang direviu adalah yang bersifat          umum, misalnya format dsb. Karena web-site yang dibuat akan mencerminkan          lembaganya maka sebaiknya pembuatan web-site oleh dosen dianggap seperti          “penulisan makalah ilmiah”, termasuk juga pemberian insentif          jika memenuhi suatu kualitas tertentu. 
Cara yang paling mudah untuk membuat suatu website berkualitas          adalah dengan melihat contoh website yang sudah ada. Sebagai catatan bahwa          website yang baik belum tentu yang paling banyak gambar atau animasinya.          Suatu website yang baik adalah yang mampu menjawab keingintahuan pengunjung          secara cepat. Jika itu website dosen, maka selain materi perkuliahan yang          ditampilkan sebaiknya ada juga informasi internet yaitu alamat-alamat          web-site lain (link-link) yang dapat digunakan untuk menambah wawasan          pembelajaran dari materi yang sedang ditekuninya. Daftar link-link yang          sudah pernah dikunjungi dosen dan direkomendasikan merupakan peta yang          menarik dan sangat membantu mahasiswa untuk menemukan secara cepat dan          tepat permasalahan yang dibahas. Internet memang menyediakan informasi          yang banyak, tetapi tanpa petunjuk yang baik maka pencarian tersebut ibarat          orang yang mencari satu jenis tumbuhan di hutan yang luas, perlu waktu          untuk menyisir satu persatu, meskipun dalam praktiknya telah tersedia          mesin pencari hebat seperti Google. Berbicara tentang Google, perlu          diperhatikan bahwa situs tersebut mempunyai gambar yang minim, tetapi          tetap menjadi website yang  paling banyak dicari. Jadi, fungsi untuk          menyajikan content yang cepat akan lebih penting dari tampilannya.        
Tahap selanjutnya adalah membentuk komunikasi dua arah          melalui email. Untuk memulai komunikasi dapat dibuat tugas ke mahasiswa          yang pengumpulannya melalui email. Jika dosennya hobby menulis, dapat          juga memakai diary digital atau Blogger yang saat ini sedang populer          di internet ( http://www.blogger.com/knowledge/          ). Blogger adalah  semacam forum yang menampilkan artikel perseorangan          yang selalu di-up-date beserta tanggapannya (bila ada) melalui fasilitas          yang dapat diakses secara mudah dan cepat. 
Selanjutnya, contoh website dosen yang dapat dikategorikan          seperti penjelasan di atas adalah “budi rahardjo's web site”          (http://budi.insan.co.id/index.html),          milik dosen teknik elektro ITB . Sebenarnya beliau juga mempunyai alamat          website resmi diserver ITB yaitu http://www.paume.itb.ac.id/rahard/,          tetapi website tersebut hanya digunakan sebagai penunjuk arah ke website          pribadinya. Beliau sangat aktif menulis dan mempunyai diary digital          yang beralamat di http://gbt.blogspot.com/          , yang berisi ide-ide kreatif baik yang berkaitan dengan bidang keilmuannya          maupun hal-hal lainnya . Bagi yang ingin tahu lebih banyak mengenai teknologi          informasi maka website beliau wajib dikunjungi.
Bentuk lain bagaimana memberdayakan teknologi berbasis          internet adalah membuat semacam konferensi online, yaitu suatu cara berkomunikasi          satu sama lain secara real time (pada saat itu) dengan dukungan          fasilitas multimedia. Program yang dapat digunakan adalah Microsoft NetMeeting          yang tersedia secara gratis di website Microsoft yang beralamat di  http://www.microsoft.com/netmeeting/main.htm          . 
Konferensi Online yang menggunakan program NetMeeting          , bila dilengkapi peralatan pendukung dapat digunakan untuk menyampaikan          hal-hal berikut :
- Audio dan video digital. Misalnya dengan bantuan kamera video, dapat dibuat semacam TV interaktif untuk kelas pembelajaran jauh.
 - Berbagi aplikasi digital (Application sharing). Berbagi pekerjaan dan koordinasi bersama secara langsung dari kelompok-kelompok yang berbeda tempat (saling terpisah).
 - Papan tulis elektronik (Electronic white board). Untuk menampilkan tulisan tangan atau file gambar secara langsung untuk perkuliahan maupun bertukar pikiran (brainstorming), sehingga rekan-rekan lain dapat melihatnya.
 
Konferensi Online merupakan alat bantu yang sangat bagus          untuk pembelajaran jarak jauh (distance learning) maupun siswa          yang mempunyai keterbatasan (disability). 
2.2.4 Learning Management System
Pengelolaan website dan komunikasi dengan email kelihatan          suatu yang sederhana, tetapi sebenarnya pekerjaan yang melelahkan, apalagi          jika ditangani sendiri oleh dosen. Sebenarnya telah beredar apa yang disebut          Learning Management System (LMS) yaitu suatu sumber daya yang dapat          dimanfaatkan untuk pengelolaan perkuliahan on-line, misalnya :
- Blackboard: http://www.blackboard.com
 - Click2Learn (Toolbook): http://home.click2learn.com
 - Convene: http://www.convene.com
 - eCollege (sebelumnya adalah Real Education): http://www.ecollege.com/
 - Jones Knowledge (sebelumnya adalah E-Education): http://www.jonesknowledge.com/
 - Virtual Learning Environments (Virtual-U): http://www.vlei.com/
 - WebCT : http://www.webct.com/
 - WBT TopClass: http://www.wbtsystems.com/
 
Adanya informasi keberadaan LMS seperti di atas sangat          membantu untuk melakukan studi banding dengan sistem yang akan dipakai.
2.2.5 Model Pembelajaran On-Line
Ada dua model pengembangan materi pembelajaran on-line.          Pada model pertama, dosen membangun materi dengan komputernya sendiri          dengan bagian-bagian materi secara utuh. Setiap bagian bisa dibaca dan          dipelajari secara off-line dengan cara down-load dari internet          atau dari rekaman CD yang dibagikan.
Pada model kedua, dosen membangun materi pembelajaran          dengan fasilitas pengembangan materi secara on-line. Materi perkuliahan          dimasukkan ke sistem sepotong demi sepotong yang terangkai secara utuh          di sistem. Siswa hanya bisa mengikuti perkuliahan secara utuh melalui          sistem yang sama secara on-line. Dengan model ini, distribusi off-line          hanya bisa dilakukan setelah pengembangan materi perkuliahan selesai seluruhnya          atau bab per bab.
Sistem pembelajaran on-line yang paling rumit adalah          penyelenggaraan ujian. Umumnya ujian masih harus dilakukan secara tradisionil,          belum ditemukan cara pelaksanaan ujian yang efektif (Prastowo, 2004).          Sifat ujian adalah untuk menguji siswa secara individu sehingga pemakaian          jaringan internet akan memberi kemudahan pada siswa untuk berkomunikasi          satu sama lain sehingga hasil evalusi dapat menjadi bias. Namun, ujian          on-line dapat digunakan kalau bentuk ujian tersebut adalah penyusunan          makalah dengan suatu tema yang ditetapkan dosen. Akan lebih menarik jika          tema itu dapat bervariasi tiap siswa atau dalam setiap kelompok yang berbeda.          Bentuk ujian seperti ini tentulah ujian take home dan bukan ujian          di kelas.
Berkaitan dengan pembelajaran on-line (e-learning)          , banyak informasi yang dapat digali dari internet, misalnya situs yang          beralamat di http://www.e-learningguru.com/links.htm          yang menyajikan situs-situs e-learning yang telah dikelompokkan.
2.3 Komponen Content pada Kampus Digital
Komponen komputer dan internet adalah produk luar-negeri,          yang sistemnya dipilih dan dibeli untuk digunakan sebagai infrastruktur          kampus digital. Siapa saja bisa memilikinya ! Jadi, yang membedakan kampus          digital satu dengan yang lain adalah pada komponen content , yang          sifatnya spesifik dan merupakan karakteristik dari komunitas kampus itu.          Komponen content melekat pada setiap fasilitas pembelajaran yang          diaktifkan di kampus digital tersebut, tidak bisa terpisah dari dosennya,          selaku penanggung jawab materi pembelajaran. 
Produktivitas komponen content adalah mirip dengan          produktivitas penulisan intelektual. Padahal telah diketahui secara umum          bahwa produktivas penulisan dosen masih jarang, yang diindikasikan dengan          adanya insentip dari institusi bagi tulisan yang memenuhi kriteria tertentu,          misalnya dimuat di jurnal nasional terakreditasi atau jurnal internasional.        
Bagaimana pun kampus digital UPH telah dimulai, sehingga          komponen content harus dibuat. Siapa yang harus bertanggung jawab          mengenai soal itu ? Bukan vendor penyedia teknologi, bukan rektor dan          jajarannya tetapi dosen-dosen itu sendiri. Dosen bertanggung jawab minimal          pada content materi pembelajaran yang diberikan di kelas. Meskipun          proses produktivitas yang kreatif sebenarnya berpulang pada diri sendiri,          sehingga kadang-kadang proses atau strateginya berbeda dari satu orang          ke orang lain, tetapi tidak ada salahnya penulis mencoba memberi usulan          berikut :
- Membentuk motivasi bahwa komputer-internet dapat memberikan kemudahan dan dapat meningkatkan kualitas produktivitas sehari-hari.
 - Mempelajari dan jika perlu mencontoh hasil orang lain. Tentulah dalam hal ini dipilih dan tidak sembarangan content.
 - Membuat kebijakan tertentu yang disertai sanksi. Kadang-kadang tanpa adanya sanksi yang mengikuti, sebagian orang tidak akan menjalankannya meski hal tersebut untuk kepentingannya sendiri, misalnya pemakaian helm bagi pengendara motor.
 
Ketiga usulan tersebut diuraikan dalam tiga sub-bab berikut          :
2.3.1 Motivasi Penggunaan Teknologi
Begitu banyak piranti yang dapat digunakan untuk membuat          content digital , tetapi tentu tidak semuanya harus dipakai. Piranti          di sini termasuk penguasaan aplikasi komputer. Bila bukan suatu hobby,          maka penguasaan aplikasi komputer baru dapat menjadi beban yang akhirnya          akan menimbulkan “kekosongan ide”.
Jika pemakai dalam kaca mata awam dapat mengidentifikasi,          peranan apa yang dapat diberikan oleh teknologi informasi (komputer-internet)          bagi kemudahan kegiatannya sehari-hari maka tentulah teknologi tersebut          dapat dimanfaatkan secara efektif. Peranan yang dapat didaftarkan adalah          :
- Alat pembuatan dokumen dan presentasi (tulisan dan gambar)
 - Alat komputasi dalam pemrosesan numerik
 - Gudang informasi ; Perpustakaan digital (off-line maupun on-line)
 - Alat menggambar (drafting tools)
 - Alat Hiburan (Game ; Music-Video Centre)
 - Kanvas lukis dan laboratorium photografi digital
 - Alat bantu pengajaran (interative learning centre ; simulator)
 - Toko buku on-line
 - Jurnal / Majalah / Surat kabar on-line
 - Alat komunikasi ; transportasi data dan remote-control.
 
Daftar yang diberikan di atas dapat bertambah panjang,          karena setiap orang dengan latar belakang profesi yang berbeda maka keperluannya          juga akan berbeda. Bagi dosen tentulah identifikasi peranan tersebut harus          dikaitkan dengan mata kuliah yang digelutinya. Jadi harus fokus, di jurusan          teknik sipil misalnya : menggunakan bahasa pemrograman komputer untuk          membuat tool-tool untuk perencanaan dan desain struktur. 
Setelah dapat dilakukan identifikasi peranan TI yang          sesuai bagi masing-masing individu maka selanjutnya mencari tahu aplikasi          komputer apa saja yang mendukungnya dan mempelajarinya. Misalnya, jika          dipahami bahwa komputer-internet dapat digunakan sebagai pembuat dokumen          maka program aplikasi yang perlu dikuasai adalah Microsoft Word ; untuk          memanipulasi foto-foto maka diperlukan keterampilan mengoperasikan mesin          scanner dan program Photoshop, dan sebagainya. Bila hal tersebut dapat          diterapkan kepada setiap anggota kampus maka konsep pembelajaran digital          akan terlaksana dengan baik. 
2.3.2 Content Gratis dari MIT
Massachusetts Institute of Technology OpenCourseWare          (MIT OCW) adalah website yang memuat hampir sebagian besar materi pengajaran          tingkat sarjana dan pascasarjana di MIT yang tersedia secara gratis (David          Diamond, 2003) dan terbuka untuk diakses dari seluruh dunia melalui internet          dengan alamat http://ocw.mit.edu/OcwWeb/index.htm.          Sampai bulan September 2004 ada sekitar 900 kursus yang tersedia di MIT          OCW untuk diakses. Kursus-kursus tersebut dapat dikelompokkan sesuai dengan          bidang ilmu sebagai berikut :
  Aeronautics and                  Astronautics  |                Linguistics and                  Philosophy  |            
  Anthropology  |                Literature  |            
  Architecture  |                Materials Science                  and Engineering  |            
  Biological Engineering                  Division  |                Mathematics  |            
  Biology  |                Mechanical Engineering  |            
  Brain and Cognitive                  Sciences  |                Media Arts and Sciences  |            
  Chemical Engineering  |                Music and Theater                  Arts  |            
  Chemistry  |                Nuclear Engineering  |            
  Civil and Environmental                  Engineering  |                Ocean Engineering  |            
  Comparative Media                  Studies  |                Physics  |            
  Earth, Atmospheric,                  and Planetary Sciences  |                Political Science  |            
  Economics  |                Science, Technology,                  and Society  |            
  Electrical Engineering                  and Computer Science  |                Sloan                  School of Management  |            
  Engineering Systems                  Division  |                Special Programs  |            
  Foreign Languages                  and Literatures  |                Urban Studies and                  Planning  |            
  Health Sciences                  and Technology  |                Women's Studies  |            
  History  |                Writing and Humanistic                  Studies  |            
Dengan men-down-load dan mempelajari content MIT          yang menyediakan hampir semua bidang ilmu seperti di atas maka akan didapat          pembanding yang cukup baik, dosen tinggal menyesuaikannya dengan kondisi          lokal. Bahkan dapat dibuat content yang lebih baik.
2.3.3 Target Awal yang Perlu Realisasi
Berbagai strategi yang telah dikemukakan akhirnya masuklah          pada realisasi ide. Karena  menyangkut kesiapan sumber daya manusia          yang berbeda-beda tentulah harus dipilih “sesuatu” yang relatif          mudah direalisasikan. Selanjutnya, kebijakan tersebut harus dipertahankan          dengan memberikan reward maupun sanksi bagi yang melanggarnya.
Untuk memulai dengan digitalisasi diusulkan pada tugas          akhir di setiap jurusan. Dengan demikian, akan diperoleh pertumbuhan content          selaras dengan jumlah kelulusan.
Kualitas suatu institusi pendidikan dapat dilihat dari          produk intelektual mahasiswanya. Produk intelektual yang terstruktur yang          masuk dalam kurikulum pembelajaran adalah pembuatan laporan tugas akhir          (atau laporan kerja praktik) yang dapat berbentuk skripsi, laporan magang,          tesis maupun laporan tertulis lainnya dapat digunakan sebagai indikasi          kemampuan institusi, bagaimana mereka dapat mengarahkan mahasiswa untuk          membuat produk intelektual mereka yang orisinil. 
Dengan mengharuskan karya tulis yang mereka buat menjadi          format digital maka akan mudah dipublikasikan secara luas sehingga dapat          menjadi alat promosi ampuh untuk menunjukkan kualitas lembaga institusinya          jika karya tersebut baik. Tetapi ingat, jika karya itu buruk maka hasilnya          tentu akan sebaliknya. Oleh karena itu keputusan men-digital-kan produk          tulisan ilmiah mahasiswa harus didukung oleh komitmen yang serius dari          berbagai pihak yang terlibat dalam suatu kampus digital. 
Selanjutnya, hasil karya tulis digital dapat dikumpulkan          dalam basis data terpusat membentuk suatu perpustakaan digital yang lengkap          dan mudah diakses mahasiswa secara cepat, mudah dan murah (tidak perlu          foto copy). Kemudahan itu tentu akan berakibat pada peningkatan produktivitas          intelektual mahasiswa maupun dosen-dosennya. Karena karya tulis yang sudah          ada mudah diakses dan dibaca maka dapat dihindari dibuatkannya karya tulis          sama, dalam hal ini kreativitas mahasiswa dan dosennya harus ditingkatkan.
Untuk menghasilkan perpustakaan digital yang sukses maka          sebaiknya berkunjung ke The Indonesian Digital Library Network          yang beralamat di http://www.indonesiadln.org/,           suatu perpustakaan digital yang didukung oleh komunitas peneliti          dan mahasiswa di ITB (Ismail Fahmi, 2002). Karena didukung oleh adanya          komunikasi antar-komunitas terjadilah suatu lingkungan pembelajaran yang          hidup sehingga dapat tumbuh dan berkembang, seperti timbulnya minat institusi-institusi          di luar ITB untuk bergabung , yang akhirnya menjadi suatu jaringan perpustakaan          digital yang luar biasa. Pada tingkat internasional yang perlu dikunjungi          adalah Networked Digital Library of Theses and Dissertations (NDLTD)          beralamat di  http://www.ndltd.org/  yang kegiatannya          didukung oleh UNESCO dan Adobe. 
Dengan melakukan perbandingan dari organisasi yang sudah          ada maka pengelola kampus digital dapat melihat strategi maupun format          digital apa yang digunakan oleh mereka dalam menyusun perpustakaan digital          tersebut, apa kelebihan maupun kekurangannya sehingga dapat dilakukan          antisipasi di kemudian hari. Pemilihan format digital menjadi suatu hal          yang sangat penting dan menunjang manfaat untuk jangka panjang. Berkaitan          dengan hal tersebut perlu diingat bahwa belum lama berselang sekitar tahun          1990 pada saat itu pemakaian program pengolah kata Wordstar populer di          mana-mana dan dihasilkan ribuan dokumen tulis digital, tetapi karena teknologi          berubah maka dapat dibayangkan bagaimana susahnya saat ini untuk membuka          dokumen tersebut.
3 Penutup
Pengembangan internet untuk pembelajaran (kampus digital)          memerlukan infra-struktur yang berbiaya tinggi dan perlu perencanaan matang.          Di satu sisi, para dosen dapat mengembangkan sistem pembelajaran yang          efektif berbasis internet bila instansi yang bersangkutan menyediakan          infrastruktur yang cukup, tetapi disisi lain kesiapan, kreativitas dan          kemauan dosen berperan penting untuk membuat kampus digital itu hidup          (tumbuh dan berkembang). 
Bilamana fasilitas infra-struktur dan kemauan tidak menjadi          kendala, didalam makalah ini telah diberikan sedikit wawasan bagaimana          menumbuhkan kesiapan dan kreativitas dalam mengisi content yang          merupakan tanggung jawab dosen-dosen selaku pemimpin dalam proses pembelajaran          di kampus digital. Meskipun demikian karena kesiapan dan kreativitas merupakan          proses individu maka perlu penyesuaian untuk tiap-tiap pribadi.
4 Pustaka Acuan
Aneka Infokom Tekindo. 2004. Grand Launching UPH - Microsoft - Intel – Toshiba, 13 Oktober 2004 < http://www.aneka-infokom.co.id/news/?id=81 > (4 Des. 2004)David Diamond. 2003. MIT Everyware : Every lecture, every handout, every quiz. All online. For free. Meet the global geeks getting an MIT education, open source-style , Wired Magazine, Sept. 2003, < http://www.wired.com/ wired/archive/11.09/ mit.html > (4 Jan. 2005)
Ismail Fahmi. 2002a. Konsorsium IndonesiaDLN : Konsorsium Jaringan Perpustakaan Digital Indonesia , Sebuah Wacana For a Networked Information Society, IndonesiaDLN, < http://www.indonesiadln.org/Open.html?target=consortium/ proposal.html > (4 Jan. 2005)
Ismail Fahmi. 2002b. The Indonesian Digital Library Network Is Born to Struggle with the Digital Divide, Bulletin of the American Society for Information Science and Technology (28) 4, < http://www.asis.org/Bulletin/May-02/fahmi.html > (Jan. 2005)
Lili. 2004. Mahasiswa UPH Gunakan PC Tablet. infokomputer.com : 14 Oktober 2004 < http://www.infokomputer.com/aktual/aktual.php?id=3822 > (4 Des. 2004)
Prastowo. 2004. WORKSHOP INOVASI PEMBELAJARAN : Pengalaman Pengembangan Teknologi Informasi Untuk Pembelajaran , Pusat Pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Gadjah Mada , < http://prastowo.staff.ugm.ac.id/artikel/ pengalaman-pengembangan-ti-untuk-pembekajaran.pdf > ( 4 Des. 2004)
Stratmann dan Kerres. 2004. From Virtual University To Mobile Learning On The Digital Campus: Experiences from implementing a notebook-university, Proceedings of the International Conference on Education and Information Systems, Technologies and Applications (EISTA 2004), Orlando, < http://www.kerres.de/publikationen.asp > (13 Jan. 2005)
Teamsun. 2004. Digital Campus Solution. < http://www.teamsun.com.cn/english/ solution5.htm > (4 Des. 2004)
Toshiba Asia. 2004. Toshiba and UPH Embark On the Region's Largest Tablet PC - Based Education Project. Headlines News : 12 Oktober 2004 < http://pc.toshiba-asia.com/ index.jsp?newsid=99 > (4 Des. 2004)
Universitas Waseda , Jepang, < http://www.sci.waseda.ac.jp/en/06-1.html >
Widyasmoro. 2004. Enaknya Berkuliah Di Kampus Digital , Majalah Intisari , <http://www.intisari-online.com/majalah.asp?tahun=2004&edisi=494&file= warna1001 > ( 4 Des. 2004)
Sumber :STRATEGI PEMBELAJARAN ERA DIGITAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar