"Di bawakan waktu Presentasi Pengembangan Pembelajaran Aqidah, mata kuliah Aqidah 1 dan Pembelajarannya"
Dalam
pembuatan scenario belajar, setiap guru harus memperhatikan beberap hal.
Salah satunya adalah model pendekatan sistem belajar yang digunakan,
karena model pendekatan itulah yang nantinya akan menjadi patokan untuk
menentukan strategi belajar apa yang digunakan. Terlebih untuk mata
pelajaran Aqidah Akhlak, perlu untuk memikirkan dengan matang model
pendekatan apa yang kelak akan digunakan.
Maka
dari itu, disini akan sedikit diuraikan model pengembangan Pembelajaran
Aqidah Akhlak di MI berdasarkan beberapa model pendekatan sebagai
acuannya.
1.Pendekatan Individu untuk Akhidah Akhlak.
Setiap
Peserta didik memiliki keunikan tersendiri, itulah yang membuat cara
berperilku dan cara belajarnya berbeda. Sehingga sebagai guru tidak
boleh menyamakan antara yang satu dengan yang lain. Sehingga anak yang
mungkin aktif dikelas, tidak bisa dianggap lebih pandai dari anak yang
pendiam, terlebih dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
Pembelajaran
Aqidah Akhlak bukan hanya berupa pengetahuan, namun yang terpenting
adalah pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga guru harus
jeli betul dalam memperhatikan perkembangan pemahaman anak didiknya. Hal
itu bisa dipantau dari setiap Individunya.
Ketika
ada anak yang pandai dalam teori Aqidah Akhlak, misalkan tahu semua
rukun dan sunnah sholat, berkata baik pada orang lain, sopan santun pada
guru, namun pengaplikasiannya kurang. Maka tindakan guru adalah harus
memindahkan posisi duduknya pada anak-anak yang meskipun pemahamannya
kurang, namun bagus dalm pengaplikasiannya. Misalkan yang sopan santun
pada guru, rajin sholat berjamaah di masjid dan sebagainya.
2.Pendekatan kelompok
Model
Pendekatan kelompok dalam pelajaran Aqidah Akhlak ini sangat cocok
untuk materi-materi sosial seperti zakat, membiasakan akhlak terpuji dan
menghindari akhlak tercela, mengaplikasikan sikap Ar-rahman dan
Ar-rahim dan materi-materi sosial lainnya yang membutuhkan orang lain
atau yeman-temannya untuk pengaplikasiannya. Sehingga anak bisa langsung
mempraktekkannya,
Strategi
yang digunaknpun banyak, bisa dramatisasi, CTL, Karyawisata, atau
Direct Learning yang disitu membutuhkan peran orang lain atau kerjasama
kelompok. Sehingga materi Aqidah akhlak tidak hanya sebatas pengetahuan
yang tersimpan di otak anak namun juga terimplementasi pada pribadi
peserta didik. Sehingga perubahan tingkah laku(akhlakul karimah) pun
bisa benar-benar terealisasi.
3.Pendekatan Edukatif
Pendekatan
edukatif sangat penting dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak. Karena model
Pendekatan ini adalah merupakan pembiasaan terhadap guru dan peserta
didik, terlebih untuk mata Pelajaran Aqidah Akhlak yang berisi
nilai-nilai moral dan kepercayaan, maka Pendekatan ini menjadi sangt
Penting karena sebagai bentuk aplikasi juga dari berbagai materi Aqidah
Akhlak yang telah diajarkan.
Guru
bisa memulai Pendekatan Edukatif ini dengan Pembiasaab-pembiasaan.
Misalkan ketika bertemu guru mengucapkan salam dan mengajak bersalaman,
begitupun ketika hendak berpisah. Sebelum pelajaran dimulai guru
mengajak para siswa berdoa dan menutupnya dengan bacaan hamdalah. Dan
sebelum pulang guru mengajari para siswa untuk saling berjabat tangan
pada sesama temannya.
Ketika
ada temannya yang terjatuh, maka guru harus mengajari para siswa untuk
menolong, kalau marah harus berwudhu dan tidak boleh mengucapkan
kata-kata kotor atau bahkan memukul temannya, ketika waktu sholat tiba,
guru mengajak murid-muridnya untuk sholat berjamaah. Dan masih banyak
model Pendekatan Edukatif lainnya yang bisa kita jadikan
kebiasaan-kebiasaan sehari-hari.
Karena
kebiasaan-kebiasaan tersebut sering dilakukan, maka diharapkan pribadi
siswa akan terekontruksi dan tercipta karakter yang baik. Karena sesuatu
kebiasaan yang sering dilakukan itu akan menjadi karakter dan karakter
itu akan menentukan nasib kita.1 Maka Pendekatan Edukatif ini sangat
penting untuk mata pelajaran Aqidah Akhlak.
4.Pendekatan Variatif
Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak merupakan mata Pelajaran yang cukup
membingungkan bagi anak-anak MI. Terlebih ketika guru menjelaskan
masalah Iman, maka para peserta didik yang umumnya masih berfikir
kongkrit itu akan kebingungan. Karena masa rentan 7-11 tahun itu anak
pada masa kongkrit operasi sehingga hanya mampu berfikir kongkrit.2
Sehingga guru dituntuk harus variatif, satu strategi saja tidak cukup.
Harus ada strategi B atau C sekaligus.
Guru
garus pandai-pandai membuat analogi-analogi atau
perumpamaan-perumpamaan untuk menjelaskan masalah yang berbau abstrak
atau kepercayaan. Karena hal itu akan lebih memahamkan siswa, meskipun
tidak secara komprehensif, namun seiring Perkembangan pola pikir maka
peserta didik akan mengetahuinya sendiri.
5.Pendekatan Keagamaan
Pendekatan
Keagamaan dalam mata Pelajaran Aqidah Akhlak termasuk penting. Karena
ketika kita membahas materi-materi misalkan tentang makna Ar-rahman,
Ar-rahim, zakat dan yang sejenis, maka secara tidak lngsung juga kita
telah mengajarkan materi Ilmu Pengetahuan Sosial seperti kasih sayang,
tolong-menolong dan sabagainya.
Ketika
kita menginjak materi seperti mengagungkan ciptakan Alloh seperti
gunung, lautan, hewan dan sebagainya. Maka secara tidk langsung kita
juga telah mengajarkan materi-materi Ilmu Pengetahuan Alam. Sehingga
tidak ada jurang Pemisah antara Ilmu agama dan Ilmu Umum
Hal
ini bagus diterapkan karena mengingat paham sekularisme yang kian hari
kian merajalela, yang menganggap jika Ilmu Agama khususnya Agama hanya
bermuatan hukum-hukum mahdhah. Sehingga sangat bagus jika guru
mengaitkan materi tersebut dengan pertimbangan sains dan agama. Agar
terbangun mental pelajar Islami yang terintegrasi, dan itu akan membuat
anak bangga akan agamanya.
Jadi
Pendekatan keagamaan ini sangat penting dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak di MI. Agar Dikotomi Ilmu Pengetahuan itu tidak terus terjadi
yang membuat banyak orang pintar namun tidak beretika. Dengan Model
Pendekatan Keagamaan ini, maka diharapkan selain memahami nilai-nilai
Ilmu(sains) juga semakin meningkatkan rasa syukur sebagai seorang Muslim
yang Insya Alloh dewasa kelak akan menjadi Intelektual Muslim yang
Beretika. Yang tidak hanya tinggi keilmuaanya, namun juga melekat
nilai-nilai Keislamannya.
Itu tadi
beberapa uraian mengenai model Pendekatan untuk mengembangkan mata
Pelajaran Aqidah Akhlak di MI. Yang bertujuan tidak hanya pada aspek
Pengetahuan namun lebih dari Pengaplikasiannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Sumber : Ahmad Fahrizal Aziz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar